Pendederan ikan nila dengan sistem mina padi adalah suatu cara budidaya ikan yang dilakukan di sawah atau area persawahan. Dalam sistem ini, ikan nila akan dipelihara bersama-sama dengan tanaman padi. Ikan nila akan ditebar di sawah pada saat bibit padi sudah ditanam.
Ikan nila akan tumbuh dan berkembang biak di sawah selama periode pendederan, yang biasanya berlangsung selama 3-4 bulan. Selama periode ini, ikan nila akan memakan berbagai jenis plankton dan organisme kecil lainnya yang hidup di sawah. Selain itu, ikan nila juga akan memakan sisa-sisa pakan yang diberikan pada saat pemberian pakan tambahan.
Sistem pendederan ikan nila dengan sistem mina padi memiliki beberapa keunggulan. Pertama, sistem ini memanfaatkan lahan persawahan yang biasanya tidak dimanfaatkan selama musim tanam, sehingga dapat meningkatkan produktivitas lahan. Kedua, ikan nila dapat membantu mengendalikan populasi hama dan penyakit pada tanaman padi. Ketiga, sistem ini dapat meningkatkan pendapatan petani karena dapat menghasilkan dua jenis produk sekaligus yaitu padi dan ikan nila.
Namun, sistem ini juga memiliki beberapa kelemahan seperti memerlukan modal awal yang cukup besar, perlu perawatan dan manajemen yang baik, serta risiko gagal panen yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem budidaya lainnya. Oleh karena itu, petani perlu memperhitungkan secara matang sebelum memutuskan untuk mengadopsi sistem pendederan ikan nila dengan sistem mina padi.
Agroqu juga menerapkan sistem mina padi dengan ikan nila dalam budidaya perikanan. Dalam sistem ini, Agroqu mengkombinasikan pertanian dan perikanan yang dilakukan secara terintegrasi di lahan yang sama. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan pertanian dan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dari hasil produksi ikan dan padi.
Dalam sistem mina padi dengan ikan nila, Agroqu menggunakan teknologi modern yang terdiri dari kolam ikan yang terintegrasi dengan sistem irigasi sawah. Hal ini memungkinkan padi dan ikan nila dapat tumbuh bersama-sama dengan baik dan memberikan hasil yang optimal.
