Patin dikenal sebagai hewan yang bersifat nokturnal, yakni melakukan aktivitas atau yang aktif pada malam hari. Ikan Patin hidup di tepi sungai–sungai besar dan di muara-muara sungai atau danau. Ikan ini suka bersembunyi di liang – liang tepi sungai. Benih patin di alam biasanya bergerombol dan sesekali muncul di permukaan air untuk menghirup oksigen langsung dari udara pada menjelang fajar.
Ikan patin yang merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. selain memiliki banyak kandungan vitamin dan mineral yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, Ikan patin juga begitu karena daging ikan patin sangat gurih dan lezat untuk dikonsumsi.
Ikan patin yang mempunyai nama latin Pangasius hypopthalmus ini berasal dari sungai-sungai di Kalimantan, pulau Sumatra dan pulau Jawa. Ikan patin yang mempunyai ciri-ciri seperti hiu namun hidup di air tawar ini mempunyai warna dasar hitam kombinasi silver. Panjang tubuhnya dapat mencapai 120 cm.
Ikan patin tidak memiliki sisik, kepalanya pun relatif kecil dengan mulut terletak diujung kepala agak ke bawah. Hal ini merupakan ciri utama golongan catfish. Ikan patin terbesar yang pernah ditemukan berukuran 1.3 meter dengan berat 43 kilogram.
Klasifikasi ikan Patin menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:
- Kingdom : Animalia
- Filum : Chordata
- Sub Filum : Vertebrata
- Ordo : Ostariophysi
- Sub Ordo : Siluroidei
- Famili : Schilbeidae
- Genus : Pangasius
- Species : Pangasius hypophthalmus
Ikan Patin merupakan ikan pemakan segala (omnivora), tetapi cenderung ke arah karnivora (pemakan daging/hewani). Di alam, makanan utama ikan Patin berupa udang renik, Insecta dan Mollusca. Sementara makanan pelengkap ikan patin berupa rotifera, ikan kecil dan daun-daunan yang ada di perairan. Sumber energi yang didapatkan dari makanan tersebut digunakan sebagai pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan patin.
Pemeliharaan sistem intensif dengan pemberian makanan yang cukup dapat memacu pertumbuhan ikan patin. Padat penebaran benih ikan juga mempengaruhi pertumbuhan. Ikan tersebut akan lebih cepat tumbuhnya bila dipelihara pada padat penebaran yang rendah dibandingkan dengan padat penebaran yang tinggi. Penebaran benih dilakukan pada waktu cuaca teduh, misalnya pada pagi hari atau sore hari untuk menghindari benih mengalami stres.
Pertumbuhan ikan biasanya diikuti dengan perkembangan, yaitu perubahan dalam kenampakan dan kemampuannya yang mengarah pada pendewasaan. Patin jantan mencapai dewasa lebih cepat daripada ikan betina, karena proses kematangan kelamin relatif lama. Namun, patin yang hidup di daerah tropis, perkembangan telur dan spermanya lebih cepat daripada patin yang hidup di daerah subtropis.
Karakteristik ikan ini ialah ikan yang perenang aktif. Jika dipelihara dalam Aquarium, maka ia akan sering sekali menabrak kaca aquarium dengan kencang. Maka dari itu, gunakan kaca yang tebal serta menggunakan aquarium besar karena ikan ini dapat tumbuh maksimal sampai ukuran 1 meter.
Fillet ikan patin yang beredar di pasaran berdasarkan jenisnya terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu HNS, Siam, Jambal, Nasutus dan Pasupati. Maka dari itu, jika tertarik untuk mulai berbisnis di bidang perikanan, tak ada salahnya mencoba budidaya ikan patin.
Selama mendampingi para petani melakukan budidaya ikan Patin di berbagai kota, Agroqu melihat bahwa menjalankan budidaya ikan Patin sangatlah mudah dikarenakan perawatannya tidak terlalu rumit.
Agroqu juga meyakini bisnis budidaya ikan Patin akan berkembang pesat karena kebutuhan ikan air tawar untuk dikonsumsi sedang meningkat pesat. Ditambah lagi Patin memang sangat disukai oleh banyak konsumen, karena mempunyai tekstur daging gurih, lembut, dan khas.